Oleh : Ghina Hastutie S.Pd (Ketua Biro Dakwah dan Kajian Islam PC PMII Banjarmasin)
Sejak masa kerajaan Islam di Nusantara, khususnya di Kota Martapura, Kalimantan Selatan, wilayah ini telah lama dikenal sebagai pusat kelahiran ulama-ulama besar yang berperan penting dalam penyebaran Islam. Bahkan, Martapura sering dijuluki sebagai “Serambi Mekah” karena keberadaan ulama-ulama yang sangat berpengaruh. Salah satu tokoh ulama yang sangat berpengaruh dan dikenal luas adalah Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari. Sebagai seorang ulama besar, perjuangan beliau dalam menyebarkan Islam di Kalimantan Selatan bahkan ke penjuru Nusantara menjadi teladan yang tak lekang oleh waktu, dan perjuangan tersebut diteruskan dengan penuh dedikasi oleh keturunannya.
Salah satu keturunan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang sangat terkenal adalah Abah Guru Sekumpul, atau al-Alim al-Allamah al-Arifbillah Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari. Abah Guru Sekumpul lahir di Martapura pada 27 Muharram 1361 H, dalam sebuah keluarga yang sederhana dan hidup dengan kondisi ekonomi yang terbatas. Meskipun begitu, beliau tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat, dan didikan agama yang diberikan oleh kedua orang tuanya sangat membentuk kepribadiannya. Orang tua beliau mengajarkan pentingnya hidup sederhana, berpegang pada prinsip tidak berutang meskipun dalam keadaan kesulitan, serta selalu menjunjung tinggi akhlak yang mulia.
Sejak kecil, kecerdasan Abah Guru Sekumpul sudah terlihat sangat jelas. Di usia 7 tahun, beliau sudah menghafal Al-Qur'an, sebuah prestasi yang luar biasa bagi anak seusianya. Kemampuan beliau dalam memahami ilmu agama pun terus berkembang pesat. Pada usia 9 tahun, beliau telah menguasai kitab tafsir Jalalain, yang merupakan salah satu kitab tafsir yang banyak dipelajari oleh para ulama di dunia Islam. Abah Guru Sekumpul dikenal sebagai seorang yang sangat tekun dalam belajar dan mengajar, serta memiliki banyak ilmu yang mendalam tentang berbagai cabang ilmu Islam, baik itu fiqih, tasawuf, akidah, maupun tafsir.
Selain kecerdasan intelektual yang dimilikinya, Abah Guru Sekumpul juga dikenal memiliki berbagai karamah (kemuliaan) yang luar biasa. Salah satunya adalah tidak mengalami ihtilam (mimpi basah) pada usia yang seharusnya, yang dalam tradisi Islam menjadi tanda seseorang mencapai baligh atau kedewasaan. Hal ini menjadi tanda-tanda kebesaran Allah yang menyertai hidup Abah Guru Sekumpul, dan semakin memperkuat keyakinan masyarakat akan keberkahan yang dimilikinya.
Pengaruh dan keteladanan Abah Guru Sekumpul dalam dunia keagamaan semakin meluas seiring berjalannya waktu. Beliau tidak hanya dihormati oleh masyarakat di Kalimantan Selatan, tetapi juga di berbagai daerah di Nusantara. Ketokohan beliau dalam bidang agama dan dakwah Islam membuatnya menjadi salah satu ulama terkemuka di Indonesia. Abah Guru Sekumpul memiliki pengikut yang sangat banyak, yang datang dari berbagai kalangan untuk mempelajari ilmu agama, terutama dalam hal tasawuf dan akhlak. Ajaran-ajaran beliau yang penuh dengan kedalaman makna dan keberkahan kehidupan ini terus diteruskan oleh murid-muridnya hingga kini.
Abah Guru Sekumpul juga dikenal sebagai sosok yang sangat dekat dengan masyarakat, selalu bersedia untuk membantu mereka dalam menyelesaikan berbagai persoalan hidup, baik yang berkaitan dengan agama maupun yang bersifat duniawi. Beliau memiliki sifat yang sangat ramah, sederhana, dan selalu menunjukkan rasa kasih sayang terhadap semua orang, tanpa memandang status sosial atau latar belakang mereka. Keikhlasan beliau dalam menyebarkan dakwah Islam serta perhatian terhadap umat membuat beliau menjadi sosok yang sangat dihormati dan dicintai.
Keberkahan hidup Abah Guru Sekumpul juga terasa dalam kehidupannya yang penuh dengan kesederhanaan dan kebersahajaan. Meskipun memiliki pengaruh yang besar, beliau tidak pernah menunjukkan sikap sombong atau mencari pengakuan. Beliau selalu mengedepankan sifat tawadhu’ (rendah hati) dan istiqamah dalam beramal. Ajaran-ajaran beliau tentang pentingnya kedekatan dengan Allah, berbuat baik kepada sesama, dan selalu menjaga akhlak yang mulia menjadi warisan berharga yang terus dikenang oleh masyarakat.
Hingga kini, nama Abah Guru Sekumpul tetap dihormati dan dikenang sebagai salah satu ulama besar yang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan agama Islam di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan. Warisan ilmu, akhlak, dan dakwah beliau terus hidup dalam diri para muridnya dan masyarakat yang pernah berinteraksi dengannya. Abah Guru Sekumpul merupakan contoh nyata dari keteladanan seorang ulama yang tidak hanya dikenal karena ilmunya, tetapi juga karena kebaikan hati, kesederhanaan, dan kasih sayang yang beliau berikan kepada umat. Keberkahan hidup yang beliau miliki dan terus diteruskan menjadi sumber inspirasi bagi generasi-generasi mendatang untuk terus meneladani perjuangannya dalam menyebarkan Islam dan menjaga akhlak yang baik.
Referensi:
Tim Penulis Al-Zahra, Risalah Bughyatul Muhibbin, (Martapura: Al-Zahra, 2006)
M. Anshary El Kariem, Figur Karismatik Abah Guru Sekumpul, (Tapin: Pondok Pesantren Darul Muhibbin, 2015)
M. Anshary El Kariem, 100 Karamah dan Kemuliaan Abah Guru Sekumpul, (Tapin: Pondok Pesantren Darul Muhibbin, 2015)